Akidah Tauhid & Ilmu Tauhid

Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini
adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu
Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang
diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam
termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.
Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari
perkara-perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu
dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya,
seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai
keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir.
Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang
dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al
Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita’wil atau
ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain. Tawhid in language means making something one. What is meant here
is to believe that God is one. While in terms of science
Tawhid is the science that addresses all beliefs
taken from the proposition arguments of faith and law in Islam
including trust law is one God.
If anyone does not believe in the oneness of God or deny
cases that became the basis of the science of monotheism, that person
dikatagorikan not Muslims and infidels dubbed. Similarly,
if a Muslim beliefs swap of trust
the oneness of God, then the position is the same is the infidel.
Case mandatory basic science believed in monotheism is the case that
argument or evidence is quite bright and powerful contained in the Al
Quran or Hadith that is authentic. This case should not be dita'wil or
The original meaning exchanged with another meaning.