Maulid Diba'i App

Maulid Diba'i App Free App

Rated 5.00/5 (1) —  Free Android application by Pejuang Aswaja

Advertisements

About Maulid Diba'i App

Diba’an adalah tradisi membaca atau melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh masyarakat NU. Pembacaaan shalawat dilakukan bersama secara bergantian.

Ada bagian dibaca biasa, namun pada bagian-bagian lain lebih banyak menggunakan lagu. Istilah diba’an mengacu pada kitab berisi syair pujian karya al-Imam al-Jaliil as-Sayyid as-Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba’iy asy-Syaibani az-Zubaidi al-Hasaniy.

Kitab tersebut secara populer dikenal dengan nama kitab Maulid Diba’. Pembacaan syair-syair pujian ini biasanya dilakukan pada bulan maulud (Rabiul Awal) sebagai rangkaian peringatan maulid Nabi.



Di sejumlah desa di Jawa, pembacaan syair maulid dilakukan setiap minggu secara bergilir dari rumah ke rumah. Seperti halnya pembacaan kitab al-Barzanji, al-Burdah, dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, pembacaan Diba’ atau biasa disebut diba’an juga dilakukan saat hajatan kelahiran anak, pernikahan, khitanan, tingkeban, ketika menghadapi kesulitan dan musibah, atau untuk memenuhi nazar.

Kitab Diba’ adalah salah satu dari sekian banyak kitab klasik yang tidak masuk di dalam pengajaran pesantren, namun akrab dan populer digunakan oleh masyarakat pesantren.

Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba’iy lahir pada hari ke-4 bulan Muharram tahun 866 H dan wafat hari Jumat 12 Rajab tahun 944 H.

Dia adalah seorang ulama hadits terkemuka dan mencapai tingkatan hafidz dalam ilmu hadits, yaitu seorang yang menghafal 100.000 hadits lengkap dengan sanadnya. Selain ahli ilmu hadis, Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba’iy juga seorang muarrikh atau ahli sejarah. Beberapa di antara sekian banyak kitab karangannya ialah Taisirul Wusul ila Jaami`il Usul min Haditsir Rasul, Qurratul ‘Uyun fi Akhbaril Yaman al-Maimun, Bughyatul Mustafid fi akhbar madinat Zabid, dan lain-lain.

Tradisi membaca syair pujian dari kitab Maulid Diba’ ini (selain al-Barzanji dan al-Burdah) adalah salah satu tradisi yang menjadi sasaran kritik kaum puritan. Kaum puritan menolak peringatan maulid apalagi disertai dengan ritual-ritual pembacaan puji-pujian. Mereka menganggap peringatan maulid yang dilakukan dengan cara membaca kitab-kitab tersebut adalah perbuatan bid’ah.

Selain dianggap tidak dicontohkan oleh Nabi, kaum puritan juga menganggap isi atau apa yang dibaca dalam tradisi diba’an adalah kisah-kisah palsu dan pujian berlebihan sehingga merupakan syirik.

Di tengah acara diba’an atau berzanjen ada ritual berdiri atau yang populer disebut dengan istilah “srakalan” atau “marhabanan” yakni ketika pembacaan kitab sampai pada kalimat “Asyaraqal badru ‘alaina”. Pada saat ini semua hadirin berdiri. Perkara berdiri pada saat seperti ini pernah dibahas dalam Muktamar NU, yakni pada Muktamar NU ke V tahun 1930 di Pekalongan. Batsul masail pada muktamar ini memutuskan bahwa berdiri ketika berzanjen/diba’an hukumnya sunnah, termasuk ‘uruf syar’i.

Kitab Diba’ ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Di antaranya adalah: Al-Qawl al-Badi’ fi tarjamah al-Maulid ad-Dibai, merupakan terjemahan ke dalam bahasa Jawa oleh Ahmad Fauzan bin Muhammad al-Rabani, diterbitkan oleh al-Munawar Semarang. Qathr al-Marba’wa Nayl al-Arb, tarjamah Maulid ad-Diba’wa maulid al-‘Azab, merupakan terjemahan bahasa Jawa oleh H. Ahmad Subki Masyhari diterbitkan Hasyim Putra, Semarang.

Ada juga Yaqulu ad-Da’i tarjamah Al-Maulid ad-Diba’i, terjemahan bahasa Jawa oleh KH Misbah bin Zain al-Musthafam penerbit Al-Ihsan, Surabaya. Al-Maulid ad-Diba’i; Diba’an Arab Latin beserta Terjemahannya, terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Badlowi Syamsuri, Penerbit Apollo Surabaya; Tarjamah Maulid ad-Dibay oleh H. Abdullah Shonhaji, Penerbit Al-Munawar.

Sumber: Ensiklopedia NU

Download Aplikasi Maulid Diba'i sekarang juga..

Apabila aplikasi ini bermanfaat, jangan lupa memberi rating 5 ya.. :-) Diba'an is a tradition of reading or reciting blessings to the Prophet Muhammad performed by NU community. Shalawat readings done together alternately.

There is a section to read plain, but in other parts of more use songs. Diba'an term refers to the book contains ode work of al-Imam al-Jaliil as-Sayyid al-Shaykh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba'iy ash-Syaibani az-Zubaidi al-Hasaniy.

The book is popularly known as the Book of Mawlid Diba '. Reading of poems of praise is usually done in maulud (Rabi al-Awwal) as a series of the Prophet's birthday.



In some villages in Java, poetry readings maulid done every week in rotation from house to house. As well as reading the book of al-Barzanji, al-Burdah, and Manaqib Sheikh Abdul Qadir al-Jilani, reading Diba 'or so-called diba'an also done during the celebration of the birth of a child, marriage, circumcision, tingkeban, when faced with difficulties and disasters, or to fulfill a vow.

Diba Book 'is one of many classic books that are not included in the teaching schools, but are familiar and popularly used by the public schools.

Shaykh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba'iy born on the 4th day of the month of Muharram in 866 H and died Friday, 12 Rajab 944 AH

He was a prominent hadith scholars and achieve levels hafidz in the science of hadith, that one who memorized 100,000 hadiths complete with sanadnya. In addition to the expert knowledge of hadith, Shaykh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba'iy also a muarrikh or historian. Some of the many books of the essay is Taisirul Wusul min ila Jaami`il proposal Haditsir Apostles, Qurratul 'Uyun fi Akhbaril Yemeni al-Maimun, Bughyatul Mustafid fi Newspaper madinat Zabid, and others.

The tradition of reading the book Mawlid ode of Diba '(other than al-Barzanji and al-Burdah) is one of the traditions that became the target of criticism of the puritans. Puritans rejected the warning maulid especially accompanied by ritual recitation of praise. They consider the birthday reminder is done by reading these books is an act of heresy.

Besides deemed exemplified by the Prophet, puritans also considers the content or what you read in the tradition of stories diba'an is false and exaggerated praise that is shirk.

In the middle of the show there is a ritual berzanjen diba'an or standing or popularly referred to as "srakalan" or "marhabanan" ie, when reading the book until the sentence "Asyaraqal badru 'Alaina". At this time all the audience rose. Case stand at a time like this was ever discussed in NU, ie on the NU Congress to V 1930 in Pekalongan. Batsul bahtsul at this conference decided that the stand when berzanjen / diba'an is Sunnah, including 'uruf syar'i.

Diba Book 'has been translated into Javanese and Indonesian. Among these are: Al-qawl al-Badi 'al-Mawlid tarjamah fi ad-Dibai, a translation into Javanese by Fauzan Ahmad bin Muhammad al-Rabani, published by al-Munawar Semarang. Qathr al-Marba'wa Nayl al-Arb, ad-Diba'wa tarjamah Maulid Maulid al-'Azab, the Java language translation by H. Hashim Ahmad Subki published Masyhari Son, Semarang.

There is also an ad-Da? Yaqulu tarjamah Al-Mawlid ad-Diba'i, Java language translation by KH Misbah bin Zain al-Musthafam publisher of Al-Ihsan, Surabaya. Al-Mawlid ad-Diba'i; Arab Diba'an and its Latin translation, a translation into Indonesian by Syamsuri Badlowi, Publisher Apollo Surabaya; Maulid Tarjamah ad-Dibay by H. Abdullah Shonhaji, Publisher of Al-Munawar.

Source: Encyclopedia NU

Download Application Maulid Diba'i now ..

If this application useful, do not forget to give a 5 rating ya .. :-)

How to Download / Install

Download and install Maulid Diba'i App version 0.0.2 on your Android device!
Downloaded 50+ times, content rating: Everyone
Android package: id.co.pejoeang.aswaja.maulid.diba.ahlussunnah.waljamaah, download Maulid Diba'i App.apk

All Application Badges

Free
downl.
Android
4.2+
Bug
buster
For everyone
Android app

App History & Updates

What's Changed
- Fix Bugs

Oh snap! No comments are available for Maulid Diba'i App at the moment. Be the first to leave one!

Share The Word!


Rating Distribution

RATING
5.05
1 users

5

4

3

2

1